[gtranslate]

Dolar AS Intervensi Rupiah, Tembus Rp14.386 Per USD

  • Share
Dolar AS Intervensi Rupiah, Tembus Rp14.386 per USD

Finroll.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Rabu pagi terpantau tertekan dibandingkan dengan perdagangan sore di hari sebelumnya di posisi Rp14.375 per USD. Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok masih memberikan sentimen negatif sehingga rupiah belum mampu memangkas keperkasaan USD.

Mengutip Bloomberg, Rabu, 29 Mei 2019, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka tertekan ke Rp14.386 per USD. Nilai tukar rupiah pada pagi ini bergerak di kisaran Rp14.385 hingga Rp14.386 per USD. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.201 per USD.

Di sisi lain, kurs USD sedikit menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB). Kondisi itu terjadi karena para pelaku pasar mempertimbangkan sejumlah data ekonomi utama.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,19 persen menjadi 97,9499 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD1,1165 dari USD1,1190 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi USD1,2655 dari USD1,2679 pada sesi sebelumnya.

Dolar Australia naik ke USD0,6922 dibandingkan dengan USD0,6915. Dolar AS dibeli 109,47 yen Jepang, lebih rendah dibandingkan dengan 109,53 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 1,0079 franc Swiss dibandingkan dengan 1,0039 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3490 dolar Kanada dibandingkan dengan 1,3444 dolar Kanada.

Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average turun 237,92 poin atau 0,93 persen, menjadi ditutup di 25.347,77 poin. Indeks S&P 500 melemah 23,67 poin atau 0,84 persen, menjadi berakhir di 2.802,39 poin. Indeks Komposit Nasdaq turun 29,66 poin atau 0,39 persen, menjadi ditutup di 7.607,35 poin.

Perusahaan-perusahaan AS yang dipandang sebagai penentu arah perdagangan menderita kerugian besar pada Selasa waktu setempat (Rabu WIB), di tengah melemahnya sentimen investor. Di antara yang berkinerja terburuk, saham Micron Technology jatuh lebih dari 3,1 persen.

Saham Beyond Meat naik hampir 8,0 persen, setelah produsen pengganti daging nabati AS itu mengumumkan kesepakatan untuk mulai membuat produknya di pabrik produksi pertamanya di Eropa tahun depan.

“Tanggapan konsumen di Eropa sangat positif, dan kami berharap dapat melayani pelanggan lebih baik dengan produk-produk yang diproduksi secara lokal,” kata Kepala Eksekutif Beyond Meat Seth Goldman.

Saham Southwest Airlines kehilangan 2,2 persen, setelah bank investasi independen Evercore menurunkan peringkat saham perusahaan menjadi in-line dari outperform, menyusul larangan terbang jet Boeing 737 MAX. Sebanyak 10 dari 11 sektor S&P 500 utama diperdagangkan lebih rendah jelang bel penutupan, dengan sektor bahan pokok konsumen turun sekitar 1,8 persen.(MI)

  • Share
-->