Toyota Kijang awalnya adalah model kendaraan niaga yang kemudian bertransformasi menjadi mobil keluarga buatan Toyota, dan merupakan kendaraan paling populer untuk kelas minibus di Indonesia.
Toyota Kijang hadir di Indonesia sejak tahun 1977 dan saat ini merupakan salah satu model Toyota yang sukses secara komersial sampai sekarang. Sehingga berbagai varian dan generasi mobil ini dapat ditemukan dengan mudah di seluruh pelosok Indonesia.
Melansir Wikipedia, Toyota Kijang terus bermetamorfosa memenuhi keinginan konsumen dan perkembangan teknologi. Kijang dengan singkatan ‘Kerja Sama Indonesia Jepang’ adalah model kendaraan niaga yang kemudian bertransformasi menjadi mobil keluarga.
Tujuannya adalah menciptakan kendaraan niaga produksi dalam negeri dengan harga terjangkau sehingga bisa dibeli masyarakat banyak sebagai alat transportasi dan distribusi barang. Kebijakan ini disambut sejumlah merek mobil seperti Datsun, Volkswagen, General Motors, dan Toyota.
Toyota Kijang Innova sudah hadir di Indonesia sebanyak enam generasi dengan berbagai sebutan oleh publik. Itu mulai dari Kijang “Buaya” (1977-1981), Kijang “Doyok” (1981-1986), Kijang Super (1986-1996), Kijang “Kapsul” (1986-2004), Kijang Innova (2004-2015), sampai Kijang Innova Reborn (2015-sekarang).
Selain di Indonesia, sebelum hadirnya generasi “Innova”, Toyota Kijang juga dipasarkan di Malaysia dengan nama Unser, Filipina (Toyota Tamarraw/Revo), Taiwan (Toyota Zace surf), Vietnam (Toyota Zace), India (Qualis) dan Afrika Selatan (Toyota Condor Hi-Roof).
Nah sekarang kita bahas soal generasinya nih, buat yang penasaran berikut Transformasi Toyota Kijang dari masa ke masa dirangkum redaksi dari berbagai sumber:
Model ini sering dijuluki ‘Kijang Buaya’ soalnya tutup kap mesinnya dapat dibuka sampai ke samping. Banyak juga yang menyebut generasi pertama ini sebagai Kijang Doyok. Tapi sebetulnya yang pantas disebut Kijang Doyok adalah generasi selanjutnya nih!
Kijang ini mengalami banyak penyempurnaan, seperti penggunaan pintu yang lebih manis dengan engsel baru yang tidak menyerupai engsel pintu rumah. Mesinnya pun turut direvisi, yakni dengan mengusung mesin berkode 4K dengan kapasitas 1.300 cc dengan transmisi manual 4-percepatan.
Urusan suspensi, masih sama dengan generasi sebelumnya yang menggunakan per daun di depan dan belakang.
Toyota mengeluarkan dua tipe Kijang pada generasi ini yakni tipe Super Kijang dan Grand Extra. Life cyclenya cukup panjang (lebih dari satu dekade) dibandingkan generasi sebelumnya.
Pada generasi ini Toyota mulai mengaplikasi sistem transmisi 5-percepatan dan juga penggunaan rem cakram pada roda depan. Kijang juga mendapat varian mesin baru yaitu unit 7K berkapasitas 1.800 cc.
Selain itu di generasi ini Kijang mulai lahir dalam jumlah varian yang banyak. Sebab di generasi ini terdapat pilihan sasis panjang dan sasis pendek.
Banyaknya model karena memang banyak pilihan mesin yang diusung. Jika sebelumnya ada mesin bensin 1.800 cc (tipe 7K). Di generasi ini lahir mesin diesel 2.400 cc (tipe 2L).
Di tahun 2000, Toyota juga mulai memproduksi Kijang dengan sistem pengabutan bahan bakar menggunakan injeksi. Ada dua pilihan tipe mesin bensin EFI (Electronic Fuel Injection). Yaitu 7K-E dengan kapasitas 1.800 cc bertenaga 80 dk dan 1RZ-E berkapasitas 2.000 cc dengan tenaga 100 dk.
Meski masih pakai sasis ladder frame, tapi ‘Kijang Innova’ sudah jauh lebih baik dalam meredam guncangan. Mulai generasi ini mendapat penyempurnaan di mesinnya, dengan teknologi VVT-i pada mesin bensin dan mesin diesel D4D dengan turbo commonrail injection.
Tak heran dengan segudang fitur yang dimilikinya harganya sudah jauh naik dibanding saat pertama kali muncul. Di sektor dapur pacu, mesin bensinnya alami penyempurnaan dengan teknologi Dual VVT-i. Sedangkan mesin dieselnya meningkat jadi 2.400 cc dengan teknologi intercooler dan VNT.
Kini Kijang tampil lebih elegan sebagai hasil dari inovasi besar-besaran, dan menjadi salah satu mobil keluarga favorit di Indonesia. Tapi sebagian orang masih ada yang bertahan dengan merawat Kijang seri lamanya.